BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Diabetes melitus (DM) merupakan penyakit yang cukup sering dijumpai dan merupakan penyakit dengan prevalensi tertinggi diseluruh dunia. Prevalensi ini menunjukkan dimana 0,19% berusia < 20 tahun, 8,6% berusia > 20 tahun, dan 20,1% berusia > 65 tahun menderita diabetes melitus. Diabetes melitus merupakan suatu kelompok penyakit metabolik dengan karakteristik hiperglikemia yang terjadi karena kelainan sekresi insulin, kerja insulin atau kedua-duanya. Diabetes melitus juga dapat mengakibatkan banyaknya manifestasi oral yang terkait dengan tingkat kontrol glikemik. Penderita diabetes melitus dengan risiko tinggi memiliki komplikasi dan kontrol metabolik yang buruk, seringkali mengalami hipoglikemi atau ketoasidosis dan membutuhkan injeksi insulin. Glukosa darah puasa terkadang melampaui 250 mg/dl, HbA1c > 9% dan kontrol glukosa yang buruk dalam waktu jangka panjang mempunyai risiko tinggi terhadap perawatan gigi dan mulut. Oleh karena itu, dengan memeriksa kondisi kesehatan rongga mulut dapat menjadi salah satu cara yang berharga dalam menunjang penegakan diagnosis untuk mengetahui seseorang menderita penyakit diabetes melitus atau tidak.
Manifestasi didalam rongga mulut lebih sering terjadi pada penderita diabetes melitus dengan kontrol gula darah yang buruk. Keluhan dan tanda kelainan didalam mulut pada penderita diabetes melitus sangat bervariasi dari yang ringan sampai berat antara lain xerostomia, burning mouth syndrome, halitosis, meningkatnya insidensi dan keparahan penyakit periodontal, oral lichen planus, perubahan flora normal rongga mulut yang didominasi oleh candida albicans dan luka bekas pencabutan gigi yang tidak sembuh. Sebagaimana kita ketahui, diabetes mellitus adalah suatu penyakit yang harus diwaspadai oleh masyarakat umum, dokter gigi, dan dental hygienist. Tercatat pada tahun 2005 diperkirakan pasien diabetes mellitus mencapai 12 juta penderita, prevalensinya semakin tinggi bila umur dan populasinya telah mengalami proses penuaan. Maka tenaga kesehatan memainkan peranan penting terhadap manajemen pasien diabetes mellitus.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang dapat dirumuskan masalah. Bagaimana manifestasi penyakit diabetes militus pada gigi dan mulut ?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian diabetes militus.
2. Untuk mengetahui apa saja manifestasi penyakit diabetes militus pada gigi dan mulut.
3. Untuk mengetahui cara pencegahan dan peningkatkan kesehatan rongga mulut pada penderita diabetes mellitus
BAB II
PEMBAHASAN
A. Diabetes Militus
Diabetes Mellitus adalah penyakit gangguan metabolisme tubuh dimana hormon insulin tidak bekerja sebagai mana mestinya. Insulin adalah hormon yang diproduksi oleh kelenjar pankreas dan berfungsi untuk mengontrol kadar gula dalam darah dengan mengubah karbohidrat, lemak dan protein menjadi energi. Diabetes Melitus (DM) atau penyakit kencing manis merupakan suatu penyakit menahun yang ditandai dengan kadar gula glukosa darah (gula darah) melebihi nilai normal yaitu kadar gula darah darah sewaktu sama atau lebih dari 200 mg/dl, dan kadar gula darah puasa diatas atau sama dengan 126 mg/dl. Hal ini dapat disebabkan oleh kurangnya pembentukan atau keaktifan insulin yang dihasilkan oleh sel beta dari pulau-pulau Langerhans di Pankreas atau adanya kerusakan pada pulau Langerhans itu sendiri.
Diabetes Mellitus dapat dibagi dalam dua tipe, yaitu: Insulin Dependent Diabetes Mellitus (IDDM) disebut Diabetes Mellitus tipe 1, Serta Non insulin Dependent Diabetes Mellitus (NIDDM) atau Diabetes Mellitus tipe 2. Pada penderita Diabetes tipe 1, kelenjar pancreas tidak mampu memproduksi insulin, sehingga jumlah insulin beredar dalam tubuh tidak mencukupi kebutuhan. Lain halnya pada Diabetes tipe 2, Hormon Insulin tetap diproduksi namun tidak dapat berfungsi dengan baik. Menurut Prof. Sidartawan, Sp.PD, sebagian besar penderita Diabetes di Indonesia mengidap Diabetes tipe 2. Diabetes tipe ini secara umum biasa dikaitkan dengan usia lanjut. Diabetes tipe 2 ini juga disebabkan karena obesitas (kegemukan) dan gaya hidup yang tidak sehat (pola makan tinggi lemak, dan jarang berolah raga).
Diagnosis khas DM pada umumnya adalah bahwa terdapat keluhan khas DM yaitu : Poli uria (banyak kencing), Polidipsia (banyak minum), Polifagia (banyak makan), dan penurunan berat badan yang tidak jelas sebabnya, dan keluhan lainnya seperti : kesemutan, gatal, mata kabur, dan impotensi pada pria, pruritis vulva pada wanita. Kedua tipe ini ditandai dengan hiperglikemi, hiperlipidemi, dan komplikasi lainnya. Diabetes Mellitus mempunyai komplikasi yang utama, yaitu: mikroangiopati, nefropati, neuropati, penyakit makro vaskuler dan penyembuhan luka yang lambat.
B. Manifestasi Penyakit Diabetes pada Rongga Mulut
1. Xerostomia (Mulut Kering)
Diabetes yang tidak terkontrol menyebabkan penurunan aliran saliva (air liur), sehingga mulut terasa kering. Saliva memiliki efek self-cleansing, di mana alirannya dapat berfungsi sebagai pembilas sisa-sisa makanan dan kotoran dari dalam mulut. Jadi bila aliran saliva menurun maka akan menyebabkan timbulnya rasa tak nyaman, lebih rentan untuk terjadinya ulserasi (luka), lubang gigi, dan bisa menjadi ladang subur bagi bakteri untuk tumbuh dan berkembang. Berdasarkan literatur yang saya dapatkan bahwa pada penderita diabetes salah satu tandanya adalah Poliuria, dimana penderita banyak buang air kecil sehingga cairan di dalam tubuh berkurang yang dapat mengakibatkan jumlah saliva berkurang dan mulut terasa kering, sehingga disarankan pada penderita untuk mengkonsumsi buah yang asam sehingga dapat merangsang kelenjar air liur untuk mengeluarkan air liur.( Graig S. Miller, 1992)
2. Gingivitis dan Periodontitis
Periodontitis ialah radang pada jaringan pendukung gigi (gusi dan tulang). Selain merusak sel darah putih, komplikasi lain dari diabetes adalah menebalnya pembuluh darah sehingga memperlambat aliran nutrisi dan produk sisa dari tubuh. Lambatnya aliran darah ini menurunkan kemampuan tubuh untuk memerangi infeksi, Sedangkan periodontitis adalah penyakit yang disebabkan oleh infeksi bakteri. Dan hal ini menjadi lebih berat dikarenakan infeksi bakteri pada penderita Diabetes lebih berat. Ada banyak faktor yang menjadi pencetus atau yang memperberat periodontitis, di antaranya akumulasi plak, kalkulus (karang gigi), dan faktor sistemik atau kondisi tubuh secara umum. Rusaknya jaringan Periodontal membuat gusi tidak lagi melekat ke gigi, tulang menjadi rusak, dan lama kelamaan gigi menjadi goyang. Angka kasus penyakit periodontal di masyarakat cukup tinggi meski banyak yang tidak menyadarinya, dan penyakit ini merupakan penyebab utama hilangnya gigi pada orang dewasa. Dari seluruh komplikasi Diabetes Melitus, Periodontitis merupakan komplikasi nomor enam terbesar di antara berbagai macam penyakit dan Diabetes Melitus adalah komplikasi nomor satu terbesar khusus di rongga mulut. Hampir sekitar 80% pasien Diabetes Melitus gusinya bermasalah. Tanda-tanda periodontitis antara lain pasien mengeluh gusinya mudah berdarah, warna gusi menjadi mengkilat, tekstur kulit jeruknya (stippling) hilang, kantong gusi menjadi dalam, dan ada kerusakan tulang di sekitar gigi, pasien mengeluh giginya goyah sehingga mudah lepas. Menurut teori E.Desmond Farmer didapatkan hal tersebut diakibatkan berkurangnya jumlah air liur, sehingga terjadi penumpukan sisa makanan yang melekat pada permukaan gigi dan mengakibatkan gusi menjadi infeksi dan mudah berdarah
3. Stomatitis Apthosa (Sariawan)
Meski sariawan biasa dialami oleh banyak orang, namun penyakit ini bisa menyebabkan komplikasi parah jika dialami oleh penderita diabetes. Penderita Diabetes sangat rentan terkena infeksi jamur dalam mulut dan lidah yang kemudian menimbulkan penyakit sejenis sariawan. Sariawan ini disebabkan oleh jamur yang berkembang seiring naiknya tingkat gula dalam darah dan air liur penderita diabetes.
4. Rasa mulut terbakar
Penderita diabetes biasanya mengeluh tentang terasa terbakar atau mati rasa pada mulutnya. Biasanya, penderita diabetes juga dapat mengalami mati rasa pada bagian wajah.
5. Oral thrush
Penderita diabetes yang sering mengkonsumsi antibiotik untuk memerangi infeksi sangat rentan mengalami infeksi jamur pada mulut dan lidah. Apalagi penderita diabetes yang merokok, risiko terjadinya infeksi jamur jauh lebih besar. Oral thrush atau oral candida adalah infeksi di dalam mulut yang disebabkan oleh jamur, sejumlah kecil jamur candida ada di dalam mulut. Pada penderita Diabetes Melites kronis dimana tubuh rentan terhadap infeksi sehingga sering menggunakan antibiotik dapat mengganggu keseimbangan kuman di dalam mulut yang mengakibatkan jamur candida berkembang tidak terkontrol sehingga menyebabkant thrush. Dari hasil pengamatan saya selama berpraktik sebagai dokter gigi yang ditandai dengan adanya lapisan putih kekuningan pada lidah, tonsil maupun kerongkongan.
6. Dental Caries (Karies Gigi)
Diabetes Mellitus bisa merupakan faktor predisposisi bagi kenaikan terjadinya dan jumlah dari karies. Keadaan tersebut diperkirakan karena pada diabetes aliran cairan darah mengandung banyak glukosa yang berperan sebagai substrat kariogenik. (Schuurs HB, 1992) Karies gigi dapat terjadi karena interaksi dari 4 faktor yaitu gigi, substrat , kuman dan waktu. Pada penderita Diabetes Melitus telah diketahui bahwa jumlah air liur berkurang sehingga makanan melekat pada permukaan gigi, dan bila yang melekat adalah makanan dari golongan karbohidrat bercampur dengan kuman yang ada pada permukaan gigi dan tidak langsung dibersihkan dapat mengakibatkan keasaman didalam mulut menurun, sehingga dapat mengakibatkan terjadinya lubang atau karies gigi.
C. Cara Pencegahan dan peningkatan Kesehatan Gigi dan Muut pada penderita Diabetes Militus
Berikut hal-hal yang perlu dilakukan oleh penderita Diabetes Mellitus agar dapat menjaga atau mengupayakan supaya kesehatan rongga mulut tetap terjaga dengan baik :
1. Pertama dan yang terpenting adalah mengontrol kadar gula darah.
2. Kemudian rawat gigi dan gusi, serta ke dokter gigi untuk pemeriksaan rutin setiap enam bulan. Untuk mengontrol sariawan dan infeksi jamur, serta hindari merokok.
3. Kontrol gula darah yang baik juga dapat membantu mencegah atau meringankan mulut kering yang disebabkan oleh diabetes. Menggunakan dental floss paling tidak sekali sehari untuk mencegah plak muncul di gigi.
4. Menggunakan pembersih mulut anti bakteri untuk mengurangi jumlah bakteri penyebab sakit gigi pada mulut.
5. Menggosok gigi, terutama setelah makan. Gunakan sikat gigi dengan bulu yang lembut.
6. Perbaiki pola hidup, jauhkan dari penyebab stres.
7. Bila ada gigi yang tanggal harus segera ''diganti''.
8. Jangan lupa informasikan mengenai kondisi diabetes bila berkunjung ke dokter gigi, terutama bila hendak mencabut gigi. Kecuali sangat mendesak, sebaiknya hindari perawatan gigi bila kadar gula darah sedang tinggi. Turunkan dahulu kadar gula darah, baru kunjungi dokter gigi kembali.
9. Pemakaian alat-alat seperti gigi tiruan atau kawat orthodontik perlu mendapat perhatian khusus. Pemakai gigi tiruan harus melepas gigi tiruan sebelum tidur dan dibersihkan dengan seksama agar meminimalkan kemungkinan terjadinya infeksi jamur karena kebersihan yang tidak terjaga.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Jadi faktor – fakrot yang harus diperhatikan mengenai kesehatan gigi dan mulut pada penderita diabetes adalah :
1. Jaga kadar gula darah sedekat mungkin dengan kadar gula darah normal, terutama dengan cara menerapkan gaya hidup sehat.
2. Jaga kebersihan gigi dan mulut sebaik mungkin, agar memperkecil resiko terjadinya karies, gingivitis, ataupun periodontitis.Masalah yang terjadi di rongga mulut penderita diabetes dapat mengarah ke penyakit lain.
3. Jangan lupa informasikan mengenai kondisi diabetes bila berkunjung ke dokter gigi, terutama bila hendak mencabut gigi. Seperti yang telah dijelaskan di atas, luka pada penderita diabetes sukar sembuh. Ini termasuk juga luka setelah pencabutan gigi. Selain itu juga ada resiko terjadinya infeksi sekunder dan pendarahan yang cukup banyak setelah tindakan oleh dokter gigi.Oleh karena itu dokter gigi akan memberikan tindakan pramedikasi bila dipandang perlu, sebelum melakukan tindakan perawatan pada penderita diabetes.
4. Kecuali sangat mendesak, sebaiknya hindari perawatan gigi bila kadar gula darah sedang tinggi. Normalkan dahulu kala
5. Pemakaian alat-alat seperti gigi tiruan atau kawat orthodontic perlu mendapat perhatian khusus. Pemakai gigi tiruan harus melepas gigi tiruan sebelum tidur dan dibersihkan dengan seksama agar meminimalkan kemungkinan terjadinya infeksi jamur karena kebersihan yang tidak terjagar gula darah, baru kunjungi dokter gigi kembali.
DAFTAR PUSTAKA
Sjaifoellah Noer. Buku ajar penyakit dalam Jilid I. Edisi ke-3. Jakarta : FKUI, 1996 : 571 - 622.
Schuurs HB. Patologi gigi-geligi, kelainan-kelainan jaringan keras gigi. Yogyakarta; UGM, 1992; 135-152.
Respati, Titi Nindya.Iwanda.Hubungan diabetes mellitus dengan karies gigi .Semarang; UNDIP,2006.
E.Desmond Farmer, Dental Deases,Fifth edition E & S Living stone Ltd
Robert, P.Langlais, Graig S. Miller , Kelainan Rongga Mulut, Hipokrates 1992
Artikel Lainnya: